Astagfirullah Allah Sangat Membenci Posisi Duduk Seperti Ini, Kenapa.?? Berikut Alasannya...!?
Kamis, 10 November 2016
Edit
Tahukah Anda - Duduk yang dimurkai seperti yang disifati Nabi dengan menjadikan tangan kiri sebagai penumpu tubuh.
Saat ini, beberapa orang biasanya sering mengartikan bila Islam itu hanya mengurus persoalan melaksanakan ibadah pada Allah saja. Sebenarnya, bukan hanya menyangkut persoalan hubungan kita dengan Allah (habluminallah), tetapi Islam juga mengurus persoalan menyangkut hubungan kita dengan sesama manusia (habluminannas) dan lingkungan.
Bahkan Islam itu mengatur semuanya sisi kehidupan manusia dari yang paling kecil hingga paling besar, dari paling sederhana sampai paling rumit bahkan dari manusia bangun tidur sampai tidur lagi.
Duduk bertumpu Islam jadi satu-satunya agama sekalian sistem yang layak jadikan dasar hidup. Kelengkapan cakupan segi kehidupan Islam desebutkan dengan cara detail dalam Al Qur’an. Termasuk juga mengatur perkara duduk.
Diantara bentuk duduk yang terlarang yakni seperti tampak pada gambar diatas, yakni duduk dengan menempatkan tangan kiri di belakang serta jadikan sandaran atau tumpuan.
Lewat Rasulullah SAW, Allah menyampaikan kabar Dia demikian murka dengan hamba-hamba-Nya yang duduk seperti ini. Sebagai muslim, telah semestinya kita menjauhi apa yang diperintahkan Rasul, termasuk juga hindari duduk seperti ini.
Duduk yang di murkai
Tidakkah ini kerap kita kerjakan? Terutama waktu duduk di lantai waktu menghadiri jamuan, waktu bersantai berbarengan keluarga atau waktu ada didalam masjid.
Hadist Kisah Abu Daud dari Syirrid bin Suwaid radhiyallahu ‘anhu berkata bila Rasulullah SAW bersabda yang berarti :“Rasulullah pernah melintas di hadapanku sedang saya duduk seperti ini, yakni bertumpu pada tangan kiriku yang saya tempatkan di belakang. Lantas baginda Nabi bersabda, “Adakah engkau duduk seperti duduknya beberapa orang yang dimurkai? ” (HR. Abu Daud).
Syaikh ‘Abdul Al ‘Abbad mengemukakan kalau duduk seperti ini hukumnya haram, walaupun sebagian ulama lain menyampaikan makruh.
“Makruh dapat dimaknakan juga haram. Serta kadang makruh juga bermakna makruh tanzih (tidaklah sampai haram). Walau demikian dalam hadits disifati duduk semacam ini yakni duduk orang yang dimurkai, jadi ini telah terang tunjukkan haramnya. ” (Syarh Sunan Abi Daud, 28 : 49)
Disamping itu Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menyampaikan, duduk yang dimurkai seperti yang disifati Nabi dengan jadikan tangan kiri sebagai penumpu badan. Namun apabila menempatkan ke-2 tangan sebagai tumpuan, atau tangan kanan saja jadi tumpuan, jadi hal semacam itu tak mengapa.
Lantas apabila ada yang bertanya, dimana logikanya? Sebagian mungkin menyampaikan, ini tak masuk akal serta tak berdasar pada ilmu dan pengetahuan. Allah serta Rasulullah SAW sudah memerintahkan, jadi ini telah cukup untuk seseorang muslim.
Mengenai beberapa ulama mengatakan bila duduk seperti ini yaitu duduknya beberapa orang yang sombong.
Masihkan kita perlu bukti lain? Apabila ini perintah Allah serta Rasulnya, jadi kita tak perlu bukti lain. Ini yakni perintah apabila tak ditaati yaitu sinyal kesombongan seseorang muslim.
Sekianlah ajaran Islam, tiap-tiap sendi kehidupan bernafas dengan ketentuan yang telah diputuskan. Ketentuan yang di buat, bukan hanya bermaksud memberatkan, tetapi malah beresiko positif baik dari sisi sosial serta kesehatan.
Silahkan berikan info ini ke semuanya rekanmu....