Luar Biasa Ternyata Rumput Gulma Dapat Mengobati Diabetes, Sebarkan dan Beitahukan Kepada Keluarga Anda!
Sabtu, 05 November 2016
Edit
Siapa sangka rumput bermuda atau grinting yang sering dianggap sebagai tanaman gulma ternyata bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Selain aman dan praktis, obat herbal ini bisa dibilang murah karena bahan baku pembuatannya yang melimpah.
Penelitian tersebut digagas oleh lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR), yaitu Anis Puji Lestari, Martia Rani Tacharina, Teguh Bagus Pribadi, Ade Mahendra Putra, dan Okviolla Resti Ertanti. Selanjutnya, mereka menuangkan ide pembuatan obat diabetes tersebut ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Menurut salah satu anggota tim peneliti, Martia Rani Tacharina, ide pembuatan obat diabetes herbal tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya harga obat diabetes yang beredar di pasaran. Apalagi, beberapa bahan obat diabetes di Indonesia ternyata masih impor dari negara lain.
Padahal, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati yang melimpah dengan beragam jenis tumbuhan yang bisa dijadikan obat untuk berbagai penyakit. “Salah satunya adalah rumput grinting yang mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, dan juga vitamin C,” ujar Martia saat dihubungi brilio.net, Rabu (29/4).
Zat-zat tersebut, menurut Martia, memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Selain aman dan efektif, obat herbal tersebut juga terbilang murah karena bahan untuk pembuatannya mudah didapatkan.
“Selain itu, rumput grinting memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tanaman antidiabetes lainnya, yaitu produksinya yang tidak terbatas musim dan bisa tumbuh dimanapun, bahkan di pematang sawah sekalipun,” tambah mahasiswi semester 8 itu.
Karena penderita diabetes terutama tipe 2 membutuhkan terapi rutin dan dalam jangka waktu yang sangat lama, penggunaan obat herbal rumput bermuda diyakini lebih aman dan tidak banyak menimbulkan efek samping. “Kalau obat kimia bisa menimbulkan mual, pusing, kecap logam, anoreksia, dan diare. Sementara obat herbal dinilai lebih aman karena berasal dari alam,” paparnya.
Penelitian tersebut mereka ujicobakan pada hewan dan menunjukkan hasil yang menggembirakan. “Uji pre klinis pada hewan hasilnya positif, yaitu mampu menurunkan kadar glukosa lebih efektif dibandingkan metformin sebagai obat standar,” kata Martia.
Untuk proses selanjutnya, tim peneliti yang diketuai oleh Anis Puji Lestari akan melakukan uji klinis pada manusia. Jika ujicoba tersebut sukses, mereka akan segera melemparkan produk antidiabetes itu ke pasaran agar bisa dinikmati masyarakat luas.