Share biar gak ada korban lagi !! Cuman Sekali Makan Siang, Total Harganya 2,3 Juta Rupiah! Makin Liat Makin Nggak Masuk Akal Sampai Pemerintah Turun Tangan!
Selasa, 17 Januari 2017
Edit
Saat wisata di pantai, tentu pengen juga dong ya wisata kuliner ala pantai gitu. Makan seafood sambil minum es kelapa muda di pinggir pantai itu rasanya pasti nikmat sekali. Apalagi bagi keluarga yang sedang berwisata, makan di lokasi wisata dengan suasana kebersamaan pasti menyenangkan.
Namun sayangnya dengan dalih liburan, banyak warung makan yang menaikkan harga dagangannya. Harga makanan biasa jadi berkali-kali lipat harganya. Hal ini dialami oleh salah satu netizen yang berkunjung di Pantai Bandengan, Jepara. Mau tahu cerita serunya, yuk kita simak sama-sama…
Akun Facebook bernama Aizzatun Nada mengunggah nota makan siang di Pantai Bandengan. Nominalnya bikin kaget lho, 2,3 juta rupiah!
Jadi begini kisahnya, netizen ini cerita kalau ia dan keluarganya berkunjung ke Pantai Bandengan di Kabupaten Jepara. Mereka sekeluarga dari Kudus wisata ke Pantai Bandengan mumpung hari libur cuti bersama pada tanggal 26 Desember 2016. Karena lapar mereka memutuskan untuk makan di sebuah warung dekat pantai. Setelah makan selesai, mereka kaget dengan tagihan makan yang mencapai Rp 2.304.000,- Mahal bener, Gan!
Tuh 『kan, Jepara lagi-lagi bikin berita heboh. Setelah virus Om Telolet Om merambah ke penjuru dunia, kali ini gantian warung makan super mahal yang jadi berita di mana-mana. Kalau begini terus caranya, pariwisata Jepara bisa nggak laku lagi. Takut ke sana nanti makanannya mahal-mahal.
Nih, kalau nggak percaya. Dari nota ini terlihat sebuah keanehan dalam harga yang ditulis. Aji mumpung aja, mumpung liburan…
Berikut harga makanan di warung gazebo milik Bu Riyanti di Pantai Bandengan Jepara yang dikeluhkan saking mahalnya.
2 teko es jeruk di jual seharga Rp 190.000,-
2 teko es teh seharga Rp 90.000,-
1 teko teh hangat Rp 49.500,-
3 kerang tumis Rp 195.000,-
20 ikan kakap Rp 1.200.000,-
2 ikan kerapu Rp 250.000,-
4 bakul nasi Rp 238.000,-
1 rokok LA Rp 23.000,-
1 teko es jeruk Rp 59.500,-
Dengan total Rp 2.304.000,-
Yuk kita coba kroscek harganya satu-satu. Masa sih harga 2 teko es teh 99 ribu. Satu tekonya 49,5 ribu dong. Susah amat kasih harganya. Heran deh segede apa tekonya. Lebih lucu lagi 2 teko es jeruk bisa punya harga 190 ribu, lebih dari 2 kali lipat harga es teh. Itu harga es jeruk apa bir sih kok sampe segitunya. Sementara itu harga 1 teko es jeruk di baris paling bawah 59,5 ribu. Nah, yang bener mana sih? Keliatan banget ngawur nulis harganya!
Hal seperti ini tentu nggak boleh dibiarkan. Selain merugikan wisatawan, pedagang nggak jujur begini bakal mematikan warung makan lain yang jujur. Wisatawan ogah datang lagi ke Pantai Bandengan kalau begini cara memperlakukan tamu yang berkunjung.
Pemerintah Jepara pun langsung turun tangan. Lewat Dinas Pariwisata, pedagang ditegur agar menuliskan harga makanan yang dijual.Menindaklanjuti keluhan warga tentang es jeruk dan kuliner di Pantai Bandengan yang mahal, Pemkab Jepara melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara melakukan pembinaan dengan para pedagang kuliner di Pantai Bandengan pada hari Selasa pagi (27/12/16).
Kasi Destinasi Pariwisata Kab. Jepara Nadjamudin Eka Sasmaka memberikan penjelasan bahwa sebelum adanya keluhan pengunjung terkait harga makanan mahal, pihaknya sudah sering kali mengingatkan para pedagang. Dalam setiap pertemuan/pembinaan disampaikan kepada PKL untuk mencantumkan daftar harga disetiap daftar menu, sehingga pengunjung bisa melihat harga dan menyesuaikan dengan keuangannya. Sayang, banyak pedagang yang mengabaikannya.
Karena kasus ini, akhirnya pedagang diwajibkan untuk menuliskan harga setiap menu makanannya. Jika tidak maka akan ditutup ijin usahanya oleh Dinas Pariwisata. Hal ini dilakukan agar nama Jepara tidak tercoreng karena hal-hal seperti ini.
Hal seperti ini sering terjadi di tempat wisata. Dulu pernah kejadian tentang hal serupa di Anyer. Di Stone Garden juga sempat terjadi harga tiket yang tidak sewajarnya. Belum kasus-kasus yang belum terekspos ke publik. Tentu hal ini bisa jadi masalah bagi dunia pariwisata di kemudian hari. Dalam usaha memopulerkan Wonderful Indonesia, masalah seperti ini akan selalu menjadi ganjalan jika tidak segera terselesaikan. Semoga nggak terjadi lagi ya.
Jangan kapok wisata ke Jepara, Gaes!