Waspada Jangan Lengah !! 7 Penipuan Yang Nggak Banyak Orang Tau Ini Justru Sering Terjadi Di Jalanan!

Jaman sekarang modus penipuan yang berlokasi di jalanan kian bervariasi, Mulai dari anak baru gede (ABG) sampai nenek-nenek yang berniat buruk buat menggondol harta korbannya di jalan.

Kalau kita enggak waspada, bisa-bisa kita jadi target selanjutnya oleh oknum yang enggak bertanggung jawab itu, nah biar lebih waspada, yuk simak 7 modus penipuan di jalanan yang belum banyak orang tahu disini ;

Kalau kamu tiba-tiba ngeliat orang pada ribut di jalan yang sepi malam-malam, mending kamu enggak perlu nyamperin, takutnya itu cuma modus buat ngerampok kamu yang sok misahin pertengkaran segala. Sindikat ini biasanya pakai mobil dan motor. Sopir mobil dan motor bakal terlihat adu argumentasi sampai memaki-maki dan adu jotos buat menarik perhatian pengendara lain. Setelah ada pengendara yang coba misahin, turun 2-3 orang dari belakang mobil sambil bawa senjata.

Ber Pura-pura ribut

Akhirnya, kendaraan orang yang misahin kericuhan itu diambil orang-orang tersebut. Kalau sudah ditodong senjata, ya hanya bisa pasrah orang itu nyerahin kendaraannya. Daripada nyawanya melayang.
Mungkin ini bisa dibilang modus baru di berbagai jalanan di Indonesia. Kalau kamu menemukan amplop berisi cek senilai ratusan juta atau bahkan miliarn rupiah, jangan senang dulu. Bisa saja itu cek palsu yang dipakai penipu buat menjebak calon korbannya.

Menjatuhin cek

Penipu yang pakai modus ini sengaja membuang amplop berisi cek dengan surat yang dilengkapi nama dan nomor teleponnya. Ketika orang menemukan amplop ini, pasti dia berusaha menghubungi nomor telepon di surat itu. Nah, saat itulah si penipu beraksi.

Dia bakal menjanjikan sejumlah duit imbalan kepada orang yang menemukan cek itu. Tapi, ada syaratnya. Dia akan meminta detail rekening si penemu cek, misalnya bank, nomor rekening, sampai jumlah duit di rekening dan PIN ATM.

Rem berasap

Penipuan ini biasanya di praktekin di wilayah dataran tinggi, misalnya puncak, Bogor. Modus ini banyak menimpa pengendara mobil yang tengah menuju Puncak. Biasanya pengendara ini baru sekali ke Puncak, jadi pengalamannya minim.

Penipu yang pakai modus ini adalah pengelola bengkel di Puncak. Mereka beraksi dengan menyiramkan air sabun ke knalpot yang menimbulkan asap. Saat ada asap, akan muncul pengendara motor yang mengingatkan sopir mobil itu bahwa remnya mengeluarkan asap, padahal asap keluar dari bagian knalpot.

Setelah sopir menepi, pengendara motor itu pura-pura membantu tapi ujungnya bilang, “Wah, harus diganti ini udah rusak.” Terus sopir mobil bakal dibimbing ke bengkel terdekat dan digetok dengan harga mahal untuk sebuah spare part yang belum tentu asli juga.

Sengaja nyenggol diri

Modus sengaja nyenggol ini dilakukan pengendara motor secara berkomplot. Biasanya mereka menyasar pengemudi mobil perempuan, karena dianggap lebih gampang diperdaya.

Modus ini dijalankan pertama-tama oleh seorang pemotor yang sengaja nyenggol mobil calon korbannya kemudian ngotot minta ganti rugi. Dia bakal mengaduh kesakitan dan beralasan kakinya dulu pernah dioperasi. Dia juga mengancam akan membawa kasus itu ke polisi.

Jika mengalami kejadian seperti ini, jawab saja tantangan si pemotor buat bawa kasus ini ke polisi. Kalau kamu merasa benar dan surat-surat lengkap, tantang balik dia untuk saat itu juga ke polisi. Dia pasti jiper dan memilih ngibrit meninggalkan TKP.

Debt collector gadungan

Nah buat kamu yang udah beli motor baru tapi kredit, kamu perlu waspada sama aksi debt collector gadungan yang sering beroperasi di jam dan jalan tertentu, entah mereka punya data dari mana tapi saking pinternya mereka, mereka juga tahu data kredit leasing motor-motor terntentu.

Modusnya, mereka terdiri atas 5-6 orang bergerombol di pinggir jalan sambil pegang handphone communicator zaman dulu. Mereka tampak seperti mengecek pelat nomor setiap kendaraan yang lewat. Setelah nemu pengendara yang berpotensi jadi korban, mereka langsung tancap gas.

Kalau ketemu kasus kayak gini, jangan kabur karena bakal dikejar mereka. Berhenti saja di tempat yang ramai dan langsung masukkan kunci motor ke saku. Tanggapi santai pertanyaan-pertanyaan mereka dan minta bukti bahwa motor itu bermasalah.

Jual barang di jalan

Modus ini dilakukan oleh satu orang di jalan yang memasang tampang minta dikasihani. Dia akan menawarkan barangnya, seperti arloji atau handphone, kepada pejalan kaki yang ditemui dengan alasan tak punya ongkos pulang.

Dia bakal menggunakan dalih macam-macam, seperti habis dijambret. Ujungnya, dia meminta barangnya dibeli dengan harga jauuuh di bawah harga pasar. Misalnya hape Samsung Galaxy Young dihargai Rp 100 ribu.

Saat dicek, hape ini terlihat meyakinkan, asli. Tapi begitu sudah deal, dia akan meminta izin melepas SIM card tapi dengan triknya menukar hape itu dengan hape replika yang udah disiapkan di tas atau kantong.

Nenek kehabisan ongkos

Modus yang satu ini mirip dengan modus jual barang, hanya pelakunya biasanya nenek-nenek renta. Dia biasanya beraksi di jalanan atau angkutan umum.

Pertama-tama, dia bakal menegur orang di jalan lalu bertanya alamat. Kemudian dia mengeluh mencari alamat orang ga ketemu-ketemu sampai kehabisan ongkos. Ujungnya, “Kalau ada duit seikhlasnya, Nak, buat nenek pulang ke (menyebut nama daerah yang jauh dari TKP)”.

Kalau terjadi di angkutan umum, Metro Mini, misalnya, si nenek bakal beraksi dari kursi belakang lalu berpindah-pindah sampai kursi depan. Kepada setiap penumpang dia akan menceritakan kisah sedihnya itu agar mendapat duit.

Selain ketujuh modus penipuan di jalanan di atas, mungkin ada modus lain yang belum begitu populer sehingga belum terdeteksi masyarakat. Ketika berada di jalanan, kita wajib selalu waspada karena ancaman bahaya selalu ada.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel